Thursday, October 16, 2014
Kualifikasi Piala Eropa 2016 antara tuan rumah Serbia dengan Albania di Partizan Stadium pada Rabu (15/10/2014) dinihari WIB dihentikan di tengah jalan. Itu setelah terjadi kericuhan akibat muncul drone yang membawa bendera Greater Albania. Situasi makin panas dengan lemparan flares dari tribun penonton.
Federasi sepakbola Serbia bersikukuh pihaknya tak bersalah. Sebaliknya, menyebut tim tamulah yang bersalah. Berikut pernyataan mereka dan dikutip Sky Sport.
"Pemain Serbia Stefan Mitrovic mengambil bendera dan, seperti yang terlihat jelas, kemudian dia melipatnya dengan tenang untuk diserahkan kepada ofisial keempat dan pertandingan dilanjutkan.
"Semua pemain dan ofisial Serbia ada di bangku cadangan, tenang, dan tak menunjukkan aksi terhadap insiden itu. Bagaimanapun, para pemain Albania bertindak agresif dan menyerang Mitrovic.
"Demi kebenaran dan keadilan kami tak akan membiarkan pelaku kejahatan justru bertindak sebagai korban."
Federasi Serbia juga mengaku sempat meminta UEFA untuk menghentikan pertandingan. Setelah mengosongkan stadion dan mengulang laga itu, tapi federasi sepakbola Albania menolaknya. Next
(fem/roz)Rencananya FDSI dan PSSI bakal duduk bersama menggelar sidang pada 20 Oktober mendatang.
Beberapa bulan lalu, sejumlah perwakilan dari FDSI mencoba mendatangi kantor PSSI. Mereka membawa surat yang berisi beberapa tuntutan yaitu meminta federasi sepakbola Indonesia itu untuk mau melakukan buka-bukaan terkait transparansi keuangan khususnya pada timnas U-19.
Ketika itu PSSI memang tengah menjadi sorotan mengingat adanya sejumlah agenda timnas U-19, salah satunya adalah Tur Nusantara yang selalu disiarkan oleh stasiun TV. FDSI menyebut masyarakat Indonesia ingin mengetahui berapa jumlah penerimaan yang didapatkan dari program tersebut.
Akan tetapi, sejak melayangkan surat tuntutan tersebut pihak PSSI tidak memberikan respons. Mereka kemudian memilih melaporkan hal tersebut kepada KIP untuk mengetahui apakah keuangan sebuah federasi boleh diketahui oleh publik atau tidak.
Setelah menunggu cukup lama, KIP akhirnya memberikan jawaban. Dalam surat bernomor 181/IX/KIP-RLS/2014, KIP meminta kepada kedua pihak yaitu FDSI dan PSSI untuk datang dalam sebuah sidang.
Sidang tersebut dijadwalkan digelar pada Senin 20 Oktober di ruang sidang KIP, Jakarta Pusat.Next
(a2s/a2s)