inuLPoker

 photo DepositPalingCepat_zps8238e88a.png  photo 900x90test05_zps51db1b8c.gif

Wednesday, March 18, 2015

Sosok Aliando Syarief melambung sejak kemunculannya di layar televisi lewat aktingnya di sinetron 'Ganteng Ganteng Serigala'. Ali tak butuh waktu lama untuk menuai popularitas.

Bak meteor, sejak tampil menjadi pemain utama di sinetron yang ceritanya berkisah tentang vampir dan serigala pada April 2014 lalu, hingga kini profil dirinya melesat dikenal publik.


Dirinya boleh jadi dinilai masih 'pemain baru' di industri hiburan Tanah Air. Namun kepopuleran Ali seakan tak terbendung.


Di konser mini yang ia gelar, Minggu (15/3) di Solo misalnya. Ratusan remaja dari berbagai kota rela datang menyaksikan penampilan bintang berdarah Arab itu bernyanyi di atas panggung.


Baca: Jalani Sidang Perdana, Tessy Bahas Batu Akik

Mereka bahkan rela merogoh kocek hingga Rp 500 ribu demi dapat bertemu Ali secara langsung.


Bagi keluarga, kepopuleran yang Ali raih memang sudah semestinya. Sang kakek, Tafsirudin Nuretan menuturkan ia bersama keluarga besarnya memang membentuk sang cucu untuk menjadi seperti itu.


Melihat Ali sukses dikenal sebagai salah satu bintang muda yang bersinar, Tafsir pun mengumpamakannya seperti gelas di atas meja.


"Dia berada di atas bukan karena dia sendiri. Tapi banyak orang di bawahnya yang mendorong dia naik, baik dari penggemar juga keluarga," ujar Tafsir mengartikan perumpamaan yang ia sebutkan saat berbincang dengan detikHOT belum lama ini.


Foto: Makin Intim... Syahrini dan Dash Berlin Naik Jet Pribadi ke Yogyakarta

Meski bernaung di bawah manajemen, namun Tafsir enggan melepaskan Ali begitu saja. Hingga kini, ia ambil bagian dari berbagai pekerjaan yang cucunya lakukan. Tafsir tak memungkiri dirinya menjadi motor penggerak tak hanya karier namun dalam kehidupan Ali seutuhnya. Di antaranya soal menikah dan punya pasangan.


"Nggak ada terget menikah buat Ali. Terlebih sekarang, dia nggak boleh nikah dulu," urai Tafsir.


Tafsir punya alasan khusus dibalik keputusannya yang terkesan 'saklek' dalam mengendalikan sang cucu. Ia tak ingin cucunya terlena dengan gelimang materi dan kepopuleran yang diperoleh.


Cara itu dinilainya tepat menjaga gelas yang ia topang hingga bisa naik di tempat yang tinggi agar tak retak bahkan pecah.


"Dia ibarat patung. Ali tak boleh berjalan ataupun berkehendak sendiri karena kami sudah bisa tahu apa yang dia butuhkan tanpa dia minta," ungkap Tafsir yakin.


(doc / mmu)


Read More...

0 comments:

Post a Comment

 photo banner_zps28ad636e.gif  photo banner_zps28ad636e.gif